warta.bungabangsa.com – 28 Juli 2024 – Pusat Unggulan Disabilitas Universitas Negeri Surabaya mengadakan pelatihan bahasa isyarat di acara Car Free Day Darmo, Surabaya pada Minggu, 28 Juli 2024. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya komunikasi inklusif bagi penyandang disabilitas, terutama mereka yang memiliki gangguan pendengaran. Pelatihan ini dihadiri oleh berbagai kalangan, mulai dari pelajar, mahasiswa, hingga masyarakat umum, yang menunjukkan antusiasme besar terhadap inisiatif ini. Tim PUI Disabilitas Universitas Negeri Surabaya terdiri dari, Hirnanda Dimas Pradana, Acep Ovel Novary Beni, Diah Anggraeny, Novia Restu Windayani, Zaenal Abidin, dan Onny Fransinata Anggara.
Car Free Day di Darmo menjadi pilihan yang strategis untuk mengadakan pelatihan ini karena acara tersebut rutin dikunjungi oleh ribuan warga Surabaya yang ingin menikmati suasana bebas kendaraan. Dengan demikian, pelatihan bahasa isyarat ini tidak hanya mudah diakses oleh banyak orang, tetapi juga memiliki potensi untuk menarik perhatian peserta yang lebih luas, termasuk mereka yang sebelumnya mungkin belum memiliki pemahaman tentang pentingnya bahasa isyarat.
Pelatihan ini dimulai dengan pengenalan dasar tentang bahasa isyarat, termasuk alfabet dan beberapa frasa umum yang bisa digunakan dalam interaksi sehari-hari. Para instruktur, yang terdiri dari dosen dan mahasiswa Pusat Unggulan Disabilitas Universitas Negeri Surabaya, memberikan penjelasan yang jelas dan demonstrasi langsung, sehingga peserta dapat dengan cepat memahami dan mempraktikkan apa yang mereka pelajari. Selain itu, para peserta juga diajak untuk berinteraksi dengan sesama peserta menggunakan bahasa isyarat, yang membuat suasana pelatihan menjadi lebih interaktif dan menarik.
Kegiatan ini tidak hanya memberikan pengetahuan baru kepada peserta, tetapi juga menumbuhkan rasa empati dan pemahaman yang lebih dalam terhadap kebutuhan komunikasi penyandang disabilitas. Melalui pelatihan bahasa isyarat ini, diharapkan semakin banyak masyarakat yang mampu berkomunikasi dengan penyandang disabilitas pendengaran, sehingga tercipta lingkungan yang lebih inklusif dan ramah bagi semua kalangan.
Tujuan dan Manfaat Pelatihan
Pelatihan bahasa isyarat yang diselenggarakan oleh Pusat Unggulan Disabilitas Universitas Negeri Surabaya di Car Free Day Darmo, Surabaya, memiliki beberapa tujuan dan manfaat yang signifikan. Pertama, pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dasar tentang bahasa isyarat kepada masyarakat umum. Dengan demikian, peserta pelatihan diharapkan dapat memahami dasar-dasar komunikasi isyarat yang digunakan oleh penyandang disabilitas, terutama tunarungu. Pengetahuan ini sangat penting agar interaksi sehari-hari dengan penyandang disabilitas dapat berlangsung lebih efektif dan inklusif.
Selain memberikan pengetahuan, pelatihan ini juga memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran dan penghargaan masyarakat terhadap keberadaan penyandang disabilitas. Melalui pelatihan bahasa isyarat, masyarakat dapat lebih mengenal dan mengapresiasi tantangan yang dihadapi oleh penyandang disabilitas. Hal ini diharapkan dapat mengurangi stigma negatif dan diskriminasi yang sering kali dialami oleh penyandang disabilitas dalam berbagai aspek kehidupan.
Manfaat lain dari pelatihan ini adalah promosi inklusi sosial. Dengan meningkatkan kemampuan masyarakat dalam berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat, diharapkan tercipta lingkungan yang lebih inklusif di mana penyandang disabilitas dapat berpartisipasi secara penuh dalam kegiatan sosial dan komunitas. Pelatihan ini juga mendukung upaya untuk membangun masyarakat yang saling menghargai dan mendukung keberagaman.
Secara keseluruhan, pelatihan bahasa isyarat ini tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi para peserta, tetapi juga memberikan dampak positif bagi penyandang disabilitas dan masyarakat luas. Dengan pengetahuan yang diperoleh, peserta pelatihan diharapkan dapat menjadi agen perubahan yang mendukung inklusi sosial dan mengurangi stigma negatif terhadap penyandang disabilitas, sehingga tercipta masyarakat yang lebih adil dan setara.
Pelatihan bahasa isyarat yang diadakan oleh Pusat Unggulan Disabilitas Universitas Negeri Surabaya di Car Free Day Darmo, Surabaya, mencakup berbagai aktivitas menarik dan edukatif. Sesi ini dimulai dengan demonstrasi bahasa isyarat dasar oleh instruktur profesional. Peserta diajarkan cara-cara dasar berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat, seperti sapaan, ungkapan sehari-hari, dan cara menyampaikan informasi penting. Melalui demonstrasi ini, peserta dapat memahami dan mengaplikasikan isyarat-isyarat dasar dalam interaksi sehari-hari.
Setelah demonstrasi, sesi dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang interaktif. Peserta diberikan kesempatan untuk mengajukan berbagai pertanyaan terkait bahasa isyarat dan cara penggunaannya. Instruktur dari Pusat Unggulan Disabilitas Universitas Negeri Surabaya dengan sabar menjawab setiap pertanyaan dan memberikan penjelasan yang komprehensif. Sesi ini sangat membantu peserta untuk memperdalam pemahaman mereka tentang bahasa isyarat dan mengatasi berbagai kebingungan yang mungkin mereka hadapi.
Salah satu bagian yang paling menarik dari pelatihan ini adalah latihan langsung. Peserta diajak untuk berlatih bahasa isyarat secara langsung dengan instruktur. Latihan langsung ini memberikan pengalaman praktis bagi peserta untuk mengaplikasikan apa yang telah mereka pelajari. Dengan bimbingan instruktur, peserta dapat memperbaiki kesalahan mereka dan meningkatkan kemampuan berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat.
Selain itu, pelatihan ini juga mencakup materi tentang budaya dan etika berkomunikasi dengan penyandang disabilitas. Peserta diberikan pemahaman tentang pentingnya menghormati dan memahami budaya penyandang disabilitas. Instruktur menjelaskan berbagai etika yang harus diperhatikan saat berkomunikasi dengan penyandang disabilitas, seperti pentingnya menjaga kontak mata dan menggunakan isyarat yang jelas dan mudah dipahami.
Pelatihan bahasa isyarat ini tidak hanya memberikan pengetahuan dan keterampilan baru bagi peserta, tetapi juga meningkatkan kesadaran mereka tentang pentingnya inklusi dan komunikasi yang efektif dengan penyandang disabilitas. Dengan berbagai aktivitas menarik yang disajikan, pelatihan ini berhasil menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan dan bermanfaat bagi semua peserta.
Dampak dan Harapan dari Pelatihan
Diharapkan pelatihan bahasa isyarat yang diselenggarakan oleh Pusat Unggulan Disabilitas Universitas Negeri Surabaya dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat Surabaya. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya komunikasi yang inklusif. Dengan adanya pelatihan ini, masyarakat Surabaya diharapkan lebih peka terhadap kebutuhan komunikasi penyandang disabilitas, khususnya mereka yang menggunakan bahasa isyarat sebagai alat komunikasi utama.
Pusat Unggulan Disabilitas Universitas Negeri Surabaya berharap kegiatan positif seperti ini dapat terus berlanjut dan menjadi inspirasi bagi lembaga-lembaga lain untuk melaksanakan inisiatif serupa. Pelatihan ini tidak hanya memberikan pengetahuan baru bagi pesertanya, tetapi juga memupuk sikap empati dan kepedulian terhadap penyandang disabilitas. Komunikasi yang inklusif adalah langkah penting dalam menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan harmonis, di mana setiap individu, tanpa memandang kemampuan fisik, dapat berinteraksi dan berpartisipasi secara penuh.
Lebih dari sekadar pelatihan, kegiatan ini juga diharapkan dapat menjadi jembatan yang menghubungkan berbagai elemen masyarakat. Ketika lebih banyak orang yang memahami dan mampu menggunakan bahasa isyarat, akan tercipta lingkungan yang lebih mendukung bagi penyandang disabilitas. Hal ini diharapkan dapat mengurangi kesenjangan komunikasi dan meningkatkan peluang bagi penyandang disabilitas untuk berkontribusi dalam berbagai aspek kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya.
Secara keseluruhan, pelatihan bahasa isyarat ini diharapkan menjadi langkah awal menuju perubahan positif yang lebih besar. Dengan kolaborasi dan dukungan dari berbagai pihak, Surabaya dapat menjadi contoh kota yang inklusif dan ramah terhadap penyandang disabilitas, menciptakan lingkungan di mana semua individu merasa diterima dan dihargai.