warta.bungabangsa.com, 24 Juli 2024 – Pelatihan orientasi dan mobilitas teknik tongkat bagi mahasiswa tunanetra merupakan langkah krusial dalam mendukung kemandirian dan kemampuan navigasi mereka di berbagai lingkungan. Mahasiswa tunanetra membutuhkan keterampilan khusus untuk dapat bergerak dengan aman dan mandiri, baik di dalam kampus maupun di luar kampus. Penggunaan teknik tongkat yang efektif memungkinkan para mahasiswa ini untuk merasakan kebebasan dan kepercayaan diri dalam menjalani aktivitas sehari-hari tanpa harus selalu bergantung pada bantuan orang lain.
Kesadaran akan kebutuhan ini telah mendorong Universitas Negeri Surabaya, melalui Sub Direktorat Disabilitas, untuk menyelenggarakan program pelatihan yang komprehensif. Universitas Negeri Surabaya memahami bahwa aksesibilitas dan inklusi adalah bagian integral dari lingkungan pendidikan yang adil dan berpihak pada semua. Dengan menyediakan pelatihan ini, universitas tidak hanya memfasilitasi proses belajar mengajar yang lebih inklusif tetapi juga mendukung terciptanya lingkungan yang lebih aman dan ramah bagi para mahasiswa tunanetra.
Program pelatihan ini dirancang untuk memberikan mahasiswa tunanetra pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menggunakan tongkat dengan benar dan efektif. Pelatihan meliputi teknik dasar dan lanjutan, seperti cara mengenali rintangan, menentukan arah, serta teknik traversing yang aman di berbagai medan. Universitas Negeri Surabaya telah mengerahkan sumber daya dan tenaga ahli di bidang disabilitas untuk memastikan bahwa pelatihan ini berkualitas tinggi dan sesuai dengan kebutuhan peserta.
Dengan adanya program pelatihan ini, Sub Direktorat Disabilitas Universitas Negeri Surabaya menunjukkan komitmennya dalam memperjuangkan hak-hak tunanetra serta mendukung mereka agar dapat mencapai potensi penuh dalam pendidikan dan kehidupan sehari-hari. Upaya ini juga menjadi contoh bagi institusi pendidikan lain untuk lebih peduli terhadap kebutuhan khusus mahasiswanya, khususnya dalam memfasilitasi akses dan peluang yang setara bagi semua.
Deskripsi Teknik dan Metode yang Diajarkan
Pelatihan orientasi dan mobilitas teknik tongkat yang diselenggarakan oleh Sub Direktorat Disabilitas Universitas Negeri Surabaya melibatkan serangkaian teknik dan metode yang bertujuan meningkatkan kemandirian mahasiswa tunanetra dalam bergerak dan berorientasi di berbagai lingkungan. Teknik dasar yang diajarkan dalam pelatihan ini mencakup cara memegang tongkat yang tepat, sehingga memungkinkan pengguna untuk merasakan rintangan di sekitarnya dan merespon dengan tepat. Selain itu, diajarkan pula teknik “tap-and-slide”, di mana tongkat digunakan untuk menyapu area di depan pengguna untuk mendeteksi perubahan permukaan dan rintangan kecil.
Navigasi melalui lingkungan yang berbeda menjadi fokus penting dalam pelatihan ini. Para peserta dilatih untuk dapat bergerak dengan aman dan efisien melalui berbagai jenis permukaan, baik di dalam ruangan maupun di ruang terbuka. Dalam konteks ini, lingkungan dalam ruangan mencakup teknik navigasi di koridor, tangga, dan ruang kelas. Sedangkan untuk luar ruangan, mereka mempelajari cara menyeberang jalan, berjalan di trotoar, dan menghindari rintangan seperti tiang atau pompa air.
Instruktur atau tenaga ahli yang terlibat dalam pelatihan ini adalah dosen pendidikan luar biasa yang juga merupakan profesional berpengalaman dalam bidang pendidikan khusus . Mereka tidak hanya memberikan instruksi tetapi juga mendampingi setiap peserta dalam latihan praktis agar konsep yang diajarkan dapat diterapkan dengan efektif di kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, peserta pelatihan memperoleh bimbingan dan dukungan yang optimal untuk meningkatkan kemandirian mobilitas mereka.
Pengalaman dan Testimoni Mahasiswa Peserta
Pelatihan orientasi dan mobilitas teknik tongkat yang diselenggarakan oleh Sub Direktorat Disabilitas Universitas Negeri Surabaya telah membawa dampak yang signifikan bagi mahasiswa tunanetra yang berpartisipasi. Berbagai pengalaman mengesankan muncul dari sesi-sesi pelatihan intensif yang mereka jalani, memperlihatkan peningkatan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Mahasiswa tunanetra yang sebelum pelatihan merasa kesulitan dalam beradaptasi dengan lingkungan yang baru kini merasakan kepercayaan diri yang lebih tinggi.
Seorang mahasiswa mengungkapkan bahwa pelatihan tersebut telah membuka pintu-pintu kemandirian yang sebelumnya sulit dijangkau. “Dengan teknik tongkat yang diajarkan, sekarang saya bisa berjalan dengan lebih percaya diri dan aman. Saya tidak lagi bergantung pada orang lain saat berkeliling kampus,” ujarnya. Pelatihan ini juga mengajarkan cara-cara navigasi yang efektif, seperti mengenal titik-titik penting di kampus dan cara berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya yang mendukung semangat inklusif dan aksesibilitas.
Testimoni lain datang dari seorang mahasiswa yang merasakan peningkatan signifikan dalam kemandirian dan kepercayaan dirinya. “Sebelum mengikuti pelatihan ini, saya merasa terbatas dan sering cemas ketika bergerak di tempat umum. Sekarang, saya mampu mengeksplorasi area kampus dan lingkungan luar dengan lebih mudah dan lebih sedikit rasa khawatir,” tuturnya. Rasa percaya diri ini tidak hanya terbatas pada lingkungan kampus tetapi juga berdampak positif pada kehidupan sosial dan aktivitas akademis mereka.
Pelatihan tersebut tidak hanya memberikan keterampilan praktis tetapi juga semangat personifikasi kemampuan mandiri bagi mahasiswa tunanetra. Kombinasi antara teori dan praktek dalam pelatihan ini, dilengkapi dengan dukungan instruktur yang berpengalaman, semakin memperkuat kesiapan peserta dalam menghadapi tantangan sehari-hari. Kesaksian-kesaksian ini mempertegas pentingnya program pelatihan yang diselenggarakan oleh Sub Direktorat Disabilitas Universitas Negeri Surabaya dalam memajukan inklusivitas dan aksesibilitas pendidikan.
Dampak dan Rencana Ke Depan Program Pelatihan
Pelatihan orientasi dan mobilitas teknik tongkat yang diselenggarakan oleh Sub Direktorat Disabilitas Universitas Negeri Surabaya telah memberikan dampak yang signifikan bagi mahasiswa tunanetra. Melalui pelatihan ini, para peserta tidak hanya mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru dalam menggunakan tongkat, tetapi juga mengalami peningkatan rasa percaya diri dan independensi. Hasil positif tersebut mencerminkan pentingnya program serupa dalam mendukung proses pendidikan bagi mahasiswa penyandang disabilitas.
Selain dampak langsung kepada para peserta, pelatihan ini juga membawa perubahan perspektif di lingkungan universitas. Pihak universitas kini memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang kebutuhan mahasiswa tunanetra dan pentingnya menyediakan dukungan yang memadai. Wawasan ini diharapkan akan memicu langkah-langkah konkret untuk meningkatkan fasilitas yang lebih inklusif. Dalam waktu dekat, Universitas Negeri Surabaya berencana untuk mengadakan lebih banyak pelatihan serupa, tidak hanya untuk mahasiswa tunanetra, tetapi juga bagi penyandang disabilitas lainnya.
Rencana ke depan mencakup pengintegrasian program pelatihan berkelanjutan dalam kurikulum dan kegiatan ekstrakurikuler universitas. Upaya ini bertujuan untuk memastikan bahwa seluruh mahasiswa tunanetra memiliki akses yang berkesinambungan terhadap sumber daya yang mereka butuhkan. Selain itu, universitas berencana untuk meningkatkan fasilitas fisik dan teknologi, sejalan dengan komitmen mereka terhadap inklusivitas.
Kerjasama dengan organisasi eksternal dan penyedia layanan yang memiliki keahlian di bidang disabilitas juga diidentifikasi sebagai langkah penting dalam memperluas cakupan program dukungan. Universitas akan terus mengevaluasi dan mengembangkan strategi baru untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa disabilitas, memastikan bahwa hak-hak mereka sebagai pelajar terpenuhi secara optimal. Dengan demikian, Universitas Negeri Surabaya tidak hanya berperan sebagai institusi pendidikan, tetapi juga sebagai pendukung utama dalam menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan setara bagi semua mahasiswa.