warta.bungabangsa.com, 27 Juni 2024 – Universitas Negeri Surabaya (UNESA) telah mengambil langkah signifikan dengan mendirikan Sub Direktorat Disabilitas. Sub direktorat ini hadir sebagai bagian dari komitmen universitas untuk mendukung mahasiswa dengan disabilitas dalam lingkungan akademik yang inklusif dan aksesibel. Pembentukan unit ini didasarkan pada kesadaran akan pentingnya menciptakan ruang yang ramah bagi semua individu, tanpa memandang keterbatasan fisik atau intelektual.
Sub Direktorat Disabilitas di UNESA memiliki peran sentral dalam menyediakan berbagai layanan dan fasilitas yang dirancang khusus untuk mahasiswa disabilitas. Sub direktorat ini memastikan bahwa setiap mahasiswa disabilitas mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan untuk mengembangkan potensi akademis maupun non-akademis mereka. Dukungan tersebut antara lain mencakup penyediaan teknologi assistif, layanan pendampingan, bimbingan akademik, dan fasilitas fisik yang memadai.
Dalam upaya meningkatkan aksesibilitas, Sub Direktorat Disabilitas berfokus pada pembuatan dan penguatan kebijakan yang mendukung hak-hak mahasiswa disabilitas. Implementasi kebijakan ini meliputi penyediaan bahan ajar dalam format yang dapat diakses, perbaikan infrastruktur kampus agar lebih mudah diakses, serta pelatihan bagi staf pengajar dan karyawan agar lebih sensitif terhadap kebutuhan khusus mahasiswa disabilitas.
Selain itu, sub direktorat ini juga bertugas menciptakan lingkungan yang inklusif di mana mahasiswa disabilitas dapat berpartisipasi secara penuh dalam kegiatan akademik dan non-akademik. Upaya ini melibatkan kolaborasi dengan berbagai unit di dalam universitas serta kerja sama dengan organisasi eksternal yang memiliki visi serupa.
Dengan demikian, Sub Direktorat Disabilitas UNESA berperan penting dalam memastikan bahwa mahasiswa disabilitas tidak hanya memiliki kesempatan yang setara dalam mengakses pendidikan tinggi, tetapi juga dalam mencapai kesuksesan akademik dan mengembangkan kemampuan mereka secara menyeluruh.
Pelatihan Teknologi Assistif: Apa dan Mengapa
Teknologi assistif merujuk pada berbagai alat, perangkat, dan perangkat lunak yang dirancang untuk membantu individu dengan disabilitas dalam melaksanakan berbagai tugas sehari-hari, termasuk kegiatan akademik. Teknologi ini mencakup berbagai alat bantu yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dengan disabilitas agar dapat berpartisipasi secara penuh dalam dunia pendidikan.
Sebagai contoh, perangkat lunak pembaca layar adalah salah satu jenis teknologi assistif yang umum digunakan oleh mahasiswa dengan gangguan penglihatan. Perangkat lunak ini memungkinkan mereka untuk mendengarkan teks yang ditampilkan di layar komputer atau perangkat lainnya, sehingga mereka dapat mengakses bahan ajar dan literatur akademik sama seperti mahasiswa pada umumnya. Selain itu, ada pula alat bantu dengar yang dapat memperkuat suara sehingga mahasiswa dengan gangguan pendengaran dapat mengikuti perkuliahan dengan lebih efektif.
Tidak hanya itu, terdapat berbagai perangkat adaptif lainnya yang bisa digunakan dalam konteks akademik. Misalnya, keyboard dan mouse yang dirancang khusus untuk mereka yang memiliki kesulitan motorik, serta perangkat lunak pengenalan suara yang memungkinkan mahasiswa mengetik hanya dengan berbicara. Teknologi assistif memiliki spektrum yang luas dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik setiap individu.
Pentingnya pelatihan dalam penggunaan teknologi assistif tidak bisa diabaikan. Mahasiswa perlu mendapatkan pelatihan yang tepat agar dapat memaksimalkan manfaat dari teknologi ini. Tanpa pelatihan yang memadai, teknologi assistif mungkin tidak digunakan secara optimal atau bahkan bisa menjadi penghalang alih-alih menjadi alat bantu. Oleh karena itu, pelatihan komprehensif yang melibatkan penjelasan mendetail dan sesi latihan praktis sangatlah esensial. Hal ini tidak hanya membantu mahasiswa dalam memahami cara penggunaan, tetapi juga membangun kepercayaan diri mereka dalam memanfaatkan teknologi assistif sehari-hari.
Program Pelatihan Teknologi Assistif di UNESA
Program pelatihan teknologi assistif yang diselenggarakan oleh Sub Direktorat Disabilitas Universitas Negeri Surabaya (UNESA) merupakan inisiatif signifikan untuk memberdayakan mahasiswa disabilitas. Pelatihan ini dirancang dengan mempertimbangkan kebutuhan unik setiap individu, memastikan bahwa setiap peserta mendapat manfaat optimal dari teknologi assistif yang tersedia.
Metode pengajaran yang diterapkan dalam pelatihan ini sangat beragam, mulai dari ceramah, demonstrasi langsung, hingga praktik mandiri dengan bimbingan dari instruktur. Selain itu, metode kolaboratif juga digunakan secara intensif, di mana peserta diajak untuk bekerja sama dalam kelompok, berbagi pengalaman, dan saling mendukung dalam memecahkan masalah. Instruktur yang terlibat dalam program ini terdiri dari akademisi, praktisi teknologi assistif, serta profesional pendidikan inklusif, membawa berbagai perspektif dan keahlian yang berharga.
Program ini telah menunjukkan hasil yang luar biasa. Contohnya, beberapa mahasiswa disabilitas yang telah menyelesaikan pelatihan ini berhasil meningkatkan kemandirian dalam menggunakan teknologi untuk mendukung aktivitas akademik mereka. Ada juga yang berhasil mengembangkan solusi teknologi assistif sederhana yang bisa digunakan oleh komunitas mereka sendiri, menunjukkan dampak positif dari program ini tidak hanya pada individu tetapi juga pada komunitas yang lebih luas.
Dengan demikian, Sub Direktorat Disabilitas UNESA terus berkomitmen untuk menyediakan pelatihan teknologi assistif yang berkualitas, memastikan inklusi penuh mahasiswa disabilitas dalam lingkungan akademik dan meningkatkan peluang mereka untuk berhasil di berbagai bidang kehidupan.
Dampak dan Manfaat Pelatihan bagi Mahasiswa
Pelatihan teknologi assistif yang diadakan oleh Sub Direktorat Disabilitas Universitas Negeri Surabaya (UNESA) memberikan dampak signifikan bagi mahasiswa dengan disabilitas. Para mahasiswa yang mengikuti pelatihan ini merasakan peningkatan yang besar dalam berbagai aspek kehidupan akademik dan sosial mereka. Salah satu manfaat utama dari pelatihan ini adalah peningkatan kepercayaan diri. Berkat penguasaan teknologi assistif, mahasiswa menjadi lebih percaya diri dalam menghadapi tantangan akademik dan mampu menyelesaikan tugas-tugas dengan lebih mandiri. Hal ini tercermin dari peningkatan kemandirian mereka dalam menjalani kehidupan sehari-hari di kampus.
Selain itu, pelatihan ini juga berkontribusi terhadap peningkatan kinerja akademik mahasiswa. Dengan bantuan teknologi assistif, mahasiswa dapat mengakses materi perkuliahan dan sumber daya akademik lebih mudah dan efisien. Kemampuan mereka dalam memahami pelajaran dan mengikuti perkuliahan juga semakin baik. Beberapa mahasiswa melaporkan adanya peningkatan nilai akademik setelah mengikuti pelatihan ini. Tidak hanya dalam aspek akademik, pelatihan teknologi assistif juga berdampak positif pada kehidupan sosial mahasiswa. Mahasiswa yang sebelumnya merasa tersisih atau mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dengan teman-temannya, sekarang merasa lebih terlibat dan dapat berpartisipasi dalam kegiatan sosial di kampus.